Aneka peristiwa mewarnai
pejuangan tiga tonggak sejarah itu. Antara periode tersebut selalu
ditandai dengan semangat perjuangan dengan mendepankan persatuan,
kesatuan dan tujuan kemerdekaan. Pada saat itu, orang berbicara tentang
pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi kehidupan masyarakat
terpecah-pecah oleh kolonialisme Belanda. Saat dicetuskan, Sumpah
Pemuda didasari keinginan memiliki satu bangsa, satu bahasa dan tanah
air. Tak ada tercetus niat membentuk satu negara, karena penjajahan
menjadikan niat ini sebagai satu hal “tabu” dan terlarang.
Ketika akhirnya terbentuk negara Indonesia pada 1945, kemudian putaran sejarah hingga 1949, nasionalis dan patriotisme kita sangat tinggi. Lalu, saat memasuki 1950-1959 , era dan semangatnya sudah berbeda. Pada masa ini kita mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan. Inilah era, yang dalam bentangan sejarah bangsa disebut masa demokrasi-liberal. Ini ditandai dengan berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya partai politik. Lalu, ada masa-masa yang dilalui dari era demokrasi terpimpin, orde baru hingga reformasi. Rentang waktu sejarah perjalanan bangsa Indonesia sudah cukup panjang.
Saat kini, kita
merenungi kembali makna Sumpah Pemuda dengan jiwa dan semangat
kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi, apakah ikatan
kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu jadi
renungan para tokoh bangsa. Ketika tanah air ini aman-aman saja, apakah
semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar?Demokrasi
yang kita jalani sekarang bisa memberikan berbagai dampak positif dan
negatif, apabila tak diikuti dengan kesadaran semangat kebangsaan yang
tinggi. Tentu saja demokratisasi tidak membuat kita terpecah. Mungkin,
terpecah dalam suatu pandangan dan sikap politik, jangan sampai merembes pada rasa nasionalisme dan kebangsaan.
Tidak ada demokrasi tanpa
nasionalisme. Juga sebaliknya. Apakah bisa demokrasi menguat saat
nasionalisme akan luntur? Nasionalisme dan kebangsaan kita tempatkan
pada satu posisi, demi keutuhan bangsa dan negara. Demokratisasi kita
jadikan alat perjuangan untuk memujudkan harapan-harapan yang dicitakan
untuk mencapai kemakmuran.
Semangat dan jiwa
Sumpah Pemuda perlu digelorakan kembali dalam jiwa kaum muda sekarang.
Masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja dan semangat kaum muda.
Dalam sejarah bangsa manapun di dunia , kaum muda tetap menduduki
posisi penting pada setiap perubahan tatanan sosial. Ini juga terjadi
di Indonesia.
Arah dan perjuangan bangsa
terletak pada sikap kritis dari kaum muda. Perbaikan keadaan yang buruk
tertumpu pada kaum muda. Akan lebih tragis jika kaum muda terpengaruh
dan menuruti jejak keadaan bangsa yang memburuk. Ini tak kita
kehendaki. Kaum muda adalah harapan seluruh warga, sama dengan harapan
di masa lalu, saat Sumpah Pemuda dikumandangkan. Gelora dan semangat
kaum muda juga dituntut di masa sekarang, tapi dalam bentuk lain,
dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi bangsa dan menyejahterakan
rakyat.
Berjuanglah wahai pemuda…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar